Senin, 18 Juli 2011

Our Story From Muko-Muko (Part I)



"Persahabatan itu ibarat Leukosit (sel darah putih) apabila tubuh terluka, maka dia siap untuk menyembuhkannya, dan seperti ke-syincronan antara tangan dan air mata. Jika engkau menangis sahabat, kami siap menghapusnya"




Filosofi diatas lah yang mendasari kami pergi jauh-jauh ke Muko-Muko untuk menjenguk sahabat kami yang dalam keadaan berduka. Orang tua laki-laki dari sahabat kami Nikmatul Sholehah telah meninggal dunia.

Seminggu setelah kepergian orang tua ema, baru lah kami tau kabar itu dari status yg di update ema di facebook. Besoknya kami mengurus surat izin dari sekretariatan UPI-YPTK untuk meminta sumbangan sukarela kelokal-lokal di kampus.

Hari pertama dana terkumpul dari eskuter = Rp.380.000 dan dari seluruh lokal =Rp.419.200.

Setelah semua dana terkumpul pada hari kedua akhirnya ada yang mau mengantarkan uang bantuan untuk ema ke muko-muko. Dan disinilah perjalan kami bermula.


Panji, Aldy, Fadly, Jumadi, Ifon, & Qhindi. Mereka berenam ini lah yang bertanggung jawab mengantarkan sumbangan "peduli ema" ke Muko-Muko.

Sebelum mendapatkan mobil untuk rental kami sibuk menyortir uang dan menukarkannya di Bank Bukopin cabang UPI Padang. Kami sangat berterima kasih sekali kepada rekan Jacky yg mati-matian membantu walaupun dia tidak ikut dalam perjalanan ke Muko-muko.

Perjalanan pun dimulai Jam 9 Pagi pada tanggal 13 Juni 2011. Beberapa daerah yang kami lewati sebegai berikut.


Lihat Peta Lebih Besar

Sebelum kami sampai ditujuan, kami di jamu oleh "urang rumah" jumadi untuk makan siang. Rupanya jumadi ini diam-diam menhanyutkan. Dengan keramahan orang rumahnya jumadi kami sangat menikmati perjalanan ini.


Jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Kami pun belum sampai di pusat kota, bertanya ke Jumadi,"Lamo ko lai jum????". Jumadi pun menjawab,"Tanang lah... sabanta lai wak sampai. 15 minik lai...". Namun 15 menit yang dijanjikan jumadi pun belum terwujud. Kami pun kesal dengan Jumadi. ,"WOY JUUUUUMMM lamo kolai????." Jumadi dengan jawaban simplenya menjawab,"ciek pengkolan lai...".



"...hah...". Akhirnya kami sampai dengan selamat dirumah ema. Ema pun terheran-heran dengan siapa yang datang. "Wah kalian,,, ayo masuk teman2". Sahut ema dari depan terasnya. Ema turun dari beranda dan menyampiri kami sembari bertanya yang menurut kami pertanyaan ini cukup Ironis. "Mana temen2 yang cewe kin??". "kalau si icha dia sakit mendadak ma,,, kalau oji ga bisa dtg, lagian ga enak masa' dia sndri aja cewe yg pergi?". Tergurat sedikit garis kekecewaan di kening ema mendengar jawaban dari kami.


Dan kami disambut hangat oleh keluarganya Ema. Kami pun berbincang-bincang dengan Ema menyangkut kepergian bapaknya. " kami turut prihatin ma, mudah-mudahan beliau tenang disana,, dan ema harus tabah menghadapi ini semua". ujar Panji. Tujuan utama kami sudah selesai kami lakukan. Panji memberikan bingkisan bantuan yang telah kami masukkan kedalam amplop.
Kemudian kami berangkat untuk menginap dirumah Jumadi. Di perkampungan terpencil di Muko-Muko. Namun perkampungan ini memiliki akses jalan yang bisa dibilang bagus untuk ukuran desa-desa disana. Malam nya jam setengah 12 kami disambut pasukan GUK GUK Jumadi yang sangat banyak.

Dirumah Jumadi kami disambut hangat oleh keluarganya. Kami disuguhi bahasa yang kami bilang itu aneh (karena mirip bahasa Tagalog),, hahaha. Tapi itu lah keberagaman budaya yang ada di Indonesia, kita harus menjaga dan memelihara jangan sampai di embat lagi oleh negara tetangga.

Balik lagi kecerita, dengan muka,wajah, atau tampang yang melelahkan kami duduk santai di atas lantai papan dirumah Jumadi. Ibu Jumadi sibuk melayani kami dengan sepenuh hati. Dibuatkanya Teh Manis sebagai obat penghilang rasa capek untuk kami. Lalu sebaliknya kami meminumnya dengan sepenuh hati pula. :)

Jam sudah menunjukan Pukul setengah satu. Kami siap2 untuk tidur. Di sayap kanan Ipon, Jumadi, dan Ibu Jumadi malah sibuk dengan memperbaiki Rubik yang rusak. Lalu disisi kiri Fadly, Aldy, Panji malah sibuk menertawakan saya. Entah dari mana ada unsur lucunya????

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt
semua penghuni pun sudah tertidur pulas.

*****

Ayam berkokok. Pagi pun menjelang. Hawa dingin menghampiri kami dari arah timur. Hawa yang sangat dingin itu membuat kami malas melakukan apapun. Mau bagaimana lagi? kami harus berangkat ke Padang saat itu juga untuk menghemat uang rental mobil.

Dengan wajah yang kedinginan dan kami pun siap2 untuk mandi. Nah tunggu dulu...
Kami mandi bukan di tempat Jumadi tapi kami mandi pagi jauh disungai tempat dimana semua penduduk melakukan aktifitas MCK disana.

nggrrrngggg..... Deru mobil pun hadir di dalam kedinginan pada Pagi itu. Sang supir Ipon menginjakan pedal gas yang membawa kami ke sungai tersebut.

woooowww... Sungai yang panjang dan airnya dingin. Tidak menunggu2 lagi Panji melakukan aktifitas sehari2nya PUP di pinggir sungai. Fadly, Aldy mengikuti dibelakang. Ipon, Jumadi dan saya bersiap mengganti pakaian untuk mandi.







Jumadi lagi meninjau tempat.
ada buaya atau nggak.. hehe
kami mandi
sampai di t4 bersiap untuk
mandi

*****
continued...

diskusikan postingan ini disini.







*Jika ada kesalahan silahkan hubungi admin @kindi92 atau telpon admin dengan skype

One Response so far.

  1. Unknown says:

    hahahaha .
    tringat akan msa" muda dlu ...

Leave a Reply

Post your coment

 
 

Labels